KISAH SEORANG CACAT YANG SEMPURNA

Berbeda dari orang-orang yang menganggap adik kami cacat, kami kakak-kakaknya menganggap adik kami adalah sebuah kesempurnaan yang dititipkan oleh Allah SWT kepada kehidupan orangtua kami. Bagi kami, Yayat adalah satu sosok manusia yang sempurna.
Bagaimana tidak sempurna? Hidup seperti Yayat itu enak banget, tidak ada beban, tidak ada utang orang juga tidak ada yang marah kepada Yayat. Kalau dia nabok orang, orang tidak akan tersinggung. Dia tidak punya sakit hati dan seterusnya.
Suatu ketika kami membawa Yayat ke tanah suci. Dia umroh bersama orangtua kami. Saya bertemu beberapa jamaah disana. Yang mengherankan saya, adik saya disalami banyak orang, bahkan ada beberapa orang yang mencium tangannya. Saya pada saat itu cukup surprise memandang perilaku mereka, ada juga yang memberikan uang dan melakukan aktivitas yang menurut saya, "Kok mereka melakukan sesuatu yang spesial kepada adik saya?"
Sampai kemudian ada seseorang yang berpesan kepada saya, "Huwa illah malaikatullah?"
"Tolong dijaga adiknya. Dia adalah malaikat Allah".
Masya Allah. Saya saat itu termenung, kenapa dia ngomong bahwa adik saya malaikat Allah? Saya pandangi wajah adik saya. Saya peluk dan cium dia. Saya berbahagia sekali dengan kehadiran Yayat itu.
Pada saat itu saya berpikir, malaikat yang bagaimana adik saya? Ternyata mungkin sifat-sifat adik saya yang seperti malaikat, antara lain:
- Tidak tersinggung
- Tidak mudah marah
- Tidak ada beban
- Selalu senang-senang saja
- Selalu Bahagia
- Orang lain tidak tersinggung dengan apa yang dicupapkan olehnya
- Dan sebagainya.
Comments
Post a Comment